Rabu, 27 November 2013

« KEHEBATAN MEMBERI »

Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima, karena ada KEAJAIBAN dibalik "MEMBERI", suatu rahasia yg hanya diketahui oleh orang-orang yg berjiwa besar.
Memberi itu MENYEHATKAN. Dr. Allan Kuts mengadakan penelitian yg melibatkan 3.000 sukarelawan,mengambil kesimpulan,
"Memberi & menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan endorfin & meningkatkan kesehatan."
Prof. David Mc clelland juga menambahkan,
"Melakukan sesuatu yg positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang penyakit."
Mengapa demikian?

Karena orang kikir biasanya cinta uang, bila uangnya sedikit berkurang maka dia akan stress, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yg akan mengurangi kekebalan tubuh.
Memberi dapat MEMPERPANJANG UMUR, James Hous dalam risetnya menyimpulkan,
"Menolong orang lain secara sukarela meningkatkan kebugaran tubuh & angka harapan hidup."
Rockeffeler adalah orang kaya yg tidak bahagia & sulit tidur. Dokter memvonis hidupnya tidak akan lama. Lalu Rockeffeler memutuskan mengubah hidupnya untuk menolong kaum miskin.
Apa yg terjadi? Kesehatannya membaik & berlawanan dgn perkiraan dokter. Ia hidup sampai umur 98 tahun, sebagai ahli filantropi & dermawan yg terkenal.
Pesan moral. Memberi m'datangkan kebahagiaan yg luar biasa.
Saat kita mengulurkan tangan untuk menolong sesama & berbagi dgn kehidupan mereka maka kita akan merasakan kebahagiaan yg m'dalam & hidup jauh lebih berarti.
Setiap orang yg suka memberi tidak pernah kekurangan. Dia akan membaikkan orang lain, dirinya sendiri & menyenangkan hati bathinnya

Jadilah insan yg suka MEMBERI TANPA PAMRIH. Maka hidup kita akan berlimpah berkat tak terhingga, kasih tak berkesudahan, kebahagiaan tak terbatas & sukacita sepanjang masa.

SAAT ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA

Αѕѕαℓαмυ'αℓαιкυм ,
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ,
Sentuhan Qolbu.

"Saat اَللّهُ MENJAWAB AL-FATIHAH KITA"

Banyak sekali orang yang cara membacanya tegesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya. Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah tersebut, اَللّهُ SWT menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi اَللّهُ SUBHANAHU WATA'ALA ber-Firman:
"Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk AKU dan untuk Hamba-KU."

■ Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-NYA.

■ Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi­Rabbil 'alamin". اَللّهُ menjawab: "Hamba-KU telah memuji-KU."

■ Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Ra­him", اَللّهُ menjawab: "Hamba-KU telah mengaagungkan-K­U."

■ Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin", اَللّهُ menjawab: "Hamba-KU memuja-KU."




■ Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”, اَللّهُ SWT menjawab: “Inilah perjanjian antara AKU dan hamba-KU.”

Selamat Tahun Baru

Selamat tahun baru, kawan.
Kawan, sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk, memandang diri sendirih
Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisabNya.
Kawan, siapakah kita ini sebenarnya?
Musliminkah? Mu’minin? Muttaqin? Khalifah Allah? Ummat Muhammad kah kita?
Khaira ummatin kah kita? Atau kita sama saja dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah dan yang ghaib
rasanya lebih tipis daripada uang kertas ribuan
Lebih pipih dari kain rok perempuan
Betapapun tersiksa, kita khusyuk di depan masa
Dan tiba-tiba buas dan binal justru saat disaat sendiri bersamaNya
Syahadat kita rasanyaa seperti perut bedug
Atau pernyataan setia pegawai rendah aja
Kosong, tak berdaya
Salat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu
Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas
Dan lebih ramai daripada lamunan seribu anak muda
Doa kita sesudahnya, justru lebih serius.
Kita memohon hidup enak di dunia, dan bahagia di surga.
Puasa kita rasanya sekedar mengubah jadwal makan, minum, dan saat istirahat
Tanpa menggeser acara buat syahwat
Ketika datang lapar atau haus, kita pun manggut-manggut.
Oh, beginikah rasanya.
Dan kita sudah merasa memikirkan saudara-saudara kita yang melarat
Zakat kita jauh lebih berat terasa,
dibanding tukang becak melepas penghasilannya,
untuk kupon undian yang sia-sia.
Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran
Upaya-upaya Tuhan menggantinya berlipat ganda
Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri
Mencari pengalaaman spiritual dan material
Membuang uang kecil dan dosa besar
Lalu pulang membawa label suci asli made in Saudi, Haji.
Kawan, lalu bagaimana, bilamana, dan berapa lama kita bersama Nya?
Atau kita justru sibuk menjalankan tugas, mengatur bumi seisinya
Mensiasati dunia sebagai khalifahNya
Kawan, tak terasa kita memang semakin pintar
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak, kita semakin pintar berdalih
Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran
Melacur dan menipu demi keselamatan
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Memukul dan mencaci demi pendidikan
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa-apa demi ketentraman
Membiarkan kemungkaran demi kedamaian
Pendek kata, demi semua yang baik,

KISAH LELAKI YANG MEMILIKI 4 ORANG ISTRI


Istri ke-1 : Tua dan jelek, biasanya tidak diperhatikan. Istri ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan. Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan. Istri ke-4: Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung-sanjung serta diutamakan!
Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggilah 4 orang istrinya...
Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya... "Maukah ikut menemaninya ke alam kubur?" Si istri menjawab... "Sorry, cukup sampai di sini saja saya ikut dengan mu..."
Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab... "Sorry, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka."
Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama... Maka dia pun menjawab, "Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu Good Bye."
Si Suami sungguh kecewa mendengar semua itu... Tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian...
Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya... "Saya akan menemani ke manapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu..."
~~~~~~~~~~
Mau tahu apa dan siapa istri ke-1 sampai ke-4 itu?
Istri ke-4 adalah "harta dan kekayaan". Mereka akan meninggalkan jasad kita seketika saat kita meninggal.
Istri ke-3 adalah "teman-teman" kita. Mereka hanya akan mengantar jasad kita hanya sampai di saat disemayamkan.
Istri ke-2 adalah "keluarga". Saudara dan teman dekat kita. Mereka akan mengantar kita sampai dikuburkan, dan akan meninggalkan kita setelah mayat kita dimasukkan dalam liang kubur dan ditutup dengan tanah.
Istri ke-1 adalah "tindakan dan perbuatan" kita selama hidup di dunia. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya...
Berbuatlah banyak kebaikan selama kita masih hidup di dunia ini agar nantinya kita dapat memiliki bekal yang dapat dibawa apabila sudah waktunya nanti...

*Untuk Kedua Orang Tua Ibu dan Bapak kami*

A'uudhu billaahi min ash-shaitaani r-rajiimi
 Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
"Ya Allah Ya Rabb, Berikanlah ketabahan dan kesabaran di hati kedua orang tua Ibu dan bapak kami, lindungilah disetiap langkah dan perjalanan pada kedua orang tua Ibu dan bapak kami, bimbinglah kedua Ibu dan bapak kami menuju kehadiranMu, jadikanlah bekas-bekas perjuangan Ibu dan bapak kami sebagai jembatan menuju RidhoMu, Ampunilah segala dosa dan kesalahan kepada dua orang tua Ibu dan bapak kami, kasihanilah kedua orang tua Ibu dan bapak kami, yang telah kehabisan tenaga untuk membesarkan kami, kami sadar Ya Allah, tanpa kelembutan dan ketulusan hati Ibu dan bapak kami, apalah artinya hidup dihari ini.

Kami sadar Ya Allah, tanpa belaian dan kasih sayang Ibu dan bapak kami, tidaklah mungkin kami hidup di hari ini, kami sadar Ya Allah, tanpa kandungan dan rahim Ibu kami, tidaklah mungkin kami berada di bumi ini, dan kami sadar Ya Allah, tanpa tetesan keringat dan air susu ibu kami, tidaklah mungkin kami berada di bumi ini, tetapi kenapa Ya Allah, air susu ibu kami sedikitpun tidak pernah membekas dan melekat di hati kami, padahal setetes air susu ibu kami adalah darah dan daging serta nyawa kami, tetapi kenapa Ya Allah, kedudukan Ibu kami, terlalu jauh kami letakkan dibelakang istri, suami dan anak-anak kami, kini ibu dan bapak kami hanyalah mampu mengintip di sela pintu belakang, dibalik kemewahan istri, suami dan anak-anak kami, garis wajah mereka mengisahkan sebuah pengorbanan dalam membesarkan kami, akan tetapi tak sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka untuk meminta pengembalian kepada kami, keriput tulang pipi mereka sebagai saksi perjuangan mereka dalam membesarkan kami, akan tetapi tak ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka, untuk meminta pengembalian kepada kami, meraka tetap tulus kepada kami, sebagai mana dia telah mendidik kami diwaktu kecil, mereka tetap senyum dibalik penderitaan ini, mereka tetap berbinar-binar dibalik kesengsaraan ini, merakalah orang yang mulia Ya Allah.

Untuk itu Ya Allah, janganlah Engkau persyaratkan kami untuk mengembalikan air susu Ibu kami, kami tak sanggup Ya Allah, kami tak sanggup Ya Allah, kami tak sanggup Ya Allah, untuk itu Ya Allah, ampunilah dosa kami kepada kedua orang Ibu dan bapak kami, ampunilah kesalahan kami dalam meletakkan Ibu dan bapak kami jauh dibelakang dari keperluan rumah tangga kami, berikanlah Ilham kepada kami untuk mampu meletakkan kedudukan Ibu dan bapak kami disingasana sebagaimana yang diberikan oleh Nabi Yusuf as kepada kedua orang tua Ibu bapaknya, dekatkanlah diri kami kepada kedua orang tua Ibu bapak kami, sehingga jalan hidup kami, tidak Engkau jadikan sumber mala petaka dan kesengsaraan di hari ini, Ya Allah Ya Rabbana, janganlah Engkau kutuk diri kami akibat kelalaian ini, dan janganlah Engkau jadikan kekecewaan Ibu dan bapak kami sebagai penghalang kesuksesan hidup ini.


Allahhummaghfirli dzunubi waliwalidayya, warhamhumma kama robbayani soghiro "

Jumat, 15 November 2013

Mungkinkah Beriman Tetapi Dibenci Allah ?

“Aku Berlindung Kepada Allah dari godaan Iblis – Syaitan yang terkutuk”; ”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. ”Tambahkanlah kepada kami PetunjukMu, Ya Allah”
MARI INTROSPEKSI KETAKWAAN KITA
Apakah kita termasuk orang beriman yang dibenci-dimurkai Allah atau keimanan kita tak bermanfaat?
  • Hai orang2 yang beriman, mengapa kamu meng-atakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu meng-atakan apa2 yang tiada kamu kerjakan (QS 61:2-3).
  • Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (QS 2:44)
  • Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang2 yang tidak mempergunakan akalnya (QS 10:100)
  • ….Pada hari datangnya sebagian tanda2 Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.  Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)”  (QS 6:158).

Kamis, 14 November 2013

CINTA

Tak ada aturan dan batasan dalam cinta yang diperlukan hanyalah kepekaan hati sehingga perbedaan bukan lagi halangan karena hati yang dipenuhi cinta selalu siap merangkainya menjadi kisah indah berkesinambungan
Baik-buruk hanyalah sekedar penilaian yang hanya memisahkan kesatuan rangkaian sehingga terlepas dari kesatuan dengan semesta karena penilaian-penilaian baik-buruk hanya membuat ketakutan dan kekhawatiran menjadikan diri merasa kekurangan dan menderita
Semua pertentangan itu hanyalah ilusi menciptakan selimut kegelapan pada pikiran menjebak emosi penolakan-penolakan maka yang diperlukan hanyalah menyalakan hati cahaya cinta yang akan menerangi jalan hidup dari dalam diri sehingga tidak menyilaukan
Ketika cahaya cinta memancar dari hati menuntun kesadaran pada perilaku menggerakkan diri untuk bertindak melakukan dengan cara-cara indah mengikuti irama semesta raya membuat terjaga dalam keseimbangan
Seperti pohon kelapa yang tumbuh ia tahu bagaimana cara untuk berbuah dengan daging buah yang enak dan air kelapa yang menyegarkan semuanya telah ada dalam cetak birunya yang membuat jalan hidupnya sempurna
Panasnya mentari dan lebatnya hujan terang di siang hari dan gelapnya malam bukan lagi perbedaan yang bertentangan melainkan semuanya menyatu dalam rangkaian maha karya agung semesta cinta yang selalu terjaga dalam keseimbangan
Tak ada yang salah dalam rangkaian semesta segalanya ada dan tersedia dalam fungsinya memainkan peran yang selalu terangkai menyatu sebagai satu kisah agung yang membuat kehidupan berjalan lestari dengan satu perekat bahwa semua adalah cinta

Mari menebar Cinta bagi semesta (21:107; 6:12;54)

BAHAGIA KARENA MAMPU BERSYUKUR

Penderitaan timbul karena merasa serba kekurangan (70:19), padahal alam telah menyediakan energi kehidupan secara gratis dan berlimpah; sementara itu setiap jiwa juga telah dibekali alat paling canggih yakni pendengaran, penglihatan, hati dan pikiran yang merupakan alat kecerdasan luar biasa yang memungkinkannya membuat kreasi-kreasi tanpa batas (16:78). Mampu bersyukur merupakan langkah awal untuk dapat menyerap setiap keadaan sebagai pijakan untuk berkarya (14:7), sehingga dimana ada masalah di sana terbuka peluang untuk berkreasi menggunakan kecerdasannya (94:5-6). Sikap bersyukur akan mengubah dari pola mengeluhkan keadaan ke pola sikap tenang mengamati, mencerna (iqra’) dan berkreasi secara aktif memberikan solusi bijak, sehingga setiap keindahan segera tersedia dan menikmatinya dengan bahagia (Surga).


Selamat berkarya dgn penuh semangat.